Ia menyampaikan bahwa Pemko Payakumbuh telah menghitung jumlah penerima manfaat program MBG ini sebanyak 62.060 orang, terdiri dari 50.499 siswa serta 11.561 ibu hamil, menyusui, dan balita.
“Besar harapan kami, di tahun 2025 seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Payakumbuh sudah beroperasi dan melayani seluruh sasaran. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab sosial bersama,” tambahnya.
Ia juga mengajak seluruh organisasi perempuan seperti TP PKK, GOW, dan DWP, serta seluruh elemen masyarakat untuk turut menyukseskan program strategis ini.
“Insya Allah, dengan kolaborasi seluruh pihak, program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal di Kota Payakumbuh,” tegas Wal Asri.
Komitmen Nasional: Hadirnya Badan Gizi dan SPPG
Dalam sesi pemaparan, Anggota Komisi IX DPR RI Ade Rezki Pratama menjelaskan bahwa tantangan gizi di Indonesia masih besar, mulai dari stunting, kekurangan zat gizi mikro, hingga obesitas.
“Hadirnya Badan Gizi Nasional adalah langkah strategis untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, agar program gizi berjalan lebih efektif dan berkelanjutan,” ungkap Ade.
Ia menekankan bahwa pemenuhan gizi sejak dini berdampak langsung terhadap kemampuan anak dalam belajar, berprestasi, dan membangun bangsa. Menurutnya, Visi BGN adalah membentuk modal manusia berkualitas untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.