OCHA mengatakan skema lebih dari 3.000 unit perumahan untuk para pemukim sebagai bagian dari rencana E1 pada dasarnya akan memisahkan Tepi Barat bagian utara dan tengah dari bagian selatan, yang akan mengakibatkan dampak kemanusiaan yang menghancurkan.
CARAPANDANG.COM, PBB -- Rencana perluasan permukiman Israel di Tepi Barat berdampak negatif terhadap warga Palestina dan meningkatkan risiko pengungsian, kata badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (20/8).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan skema lebih dari 3.000 unit perumahan untuk para pemukim sebagai bagian dari rencana E1 pada dasarnya akan memisahkan Tepi Barat bagian utara dan tengah dari bagian selatan, yang akan mengakibatkan dampak kemanusiaan yang menghancurkan.
OCHA mengatakan wilayah Palestina yang diduduki (occupied Palestinian territory/OPT) yang lebih luas akan merasakan dampaknya, dengan 18 komunitas Badui Palestina menghadapi risiko pengungsian yang lebih tinggi.
"Rencana ini juga mencakup pembangunan jalan pintas (bypass) yang mengalihkan lalu lintas Palestina dari jalan utama Yerusalem-Yerikho," kata OCHA. "Dalam konteks ini, OCHA menyatakan bahwa jalan-jalan tersebut merusak keutuhan wilayah, menambah waktu tempuh, dan berdampak negatif pada mata pencaharian serta akses masyarakat ke berbagai layanan."